Hello guys (???)
I'm back with another content in "Manajemen Konflik dan Stress" segment. Jadi di segmen ini aku bakal buat beberapa updates soal apa aja sih yang aku dapet dari Mata Kuliah Manajemen Konflik dan Stress oleh Bu Alnisa, yeay.
Jadi, tatap muka pertama udah sempet dilakukan tanggal 15 September 2020 lalu dan biasalah pertemuan pertama selalu diawali dengan pengenalan dulu tentang mata kuliah tersebut, definisi, kontrak perkuliahan dan lain sebagainya.
Berdasarkan tatap muka kemaren Bu Alnisa bilang kalau konflik itu bisa terjadi di mana aja, termasuk dalam lingkup perusahaan juga. Selain itu di mata kuliah ini kita bakal belajar juga mengenai stress, tapi untuk tatap muka yang pertama baru bahas soal konflik secara konsep aja sih.
Nah untuk tugas yang pertama kali dikasih sama Bu Alnisa kemaren itu Mind Map, katanya boleh dikreasiin gimana dan aku memutuskan ngerjain pake Canva. Niatnya sih mau menantang diri sendiri tapi ternyata ngerjainnya lumayan lama juga 3 hari padahal cuma kek gini :(
Baru ngeh juga pas naro disini ada yang tulisannya luber haha parah banget. Next time aku bakal bikin yang lebih rapi :)
Untuk buku referensinya sendiri yang utama yang Ekawarna sebenernya, tapi untuk penulisan mind map ini aku pakai yang e-booknya stephen procks soalnya lumayan juga kok untuk dibaca.
Kali ini aku akan coba kasih penjelasan tambahan soal mind map yang sudah aku buat diatas. Mind map ini terdiri dari 2 bagian yakni bagian konflik dan manajemen konflik. Jadi aku akan jelasin mengenai konfliknya terlebih dahulu ya, berikut ini penjelasannya:
A.) Konflik : Ialah perselisihan yang terjadi akibat adanya perbedaan kepentingan, tujuan, visi, nilai, kebutuhan, pemahaman dan lain sebagainya. Sebagaimana yang kita tau, manusia itu beragam dan memiliki gagasan serta latar belakang yang berbeda, yang nantinya bisa menghasilkan pemikiran yang berbeda juga. Perbedaan-perbedaan inilah yang memicu tumbuhnya konflik.
B.) Gejala terjadinya Konflik:
Menurut Stephan Proksch dalam bukunya Conflict Management, symptoms atau gejala terjadinya suatu konflik yakni sebagai berikut:
a.) Oposisi, Penolakan: Yakni suatu usaha yang dilakukan baik secara sadar ataupun tidak sadar yang dilakukan untuk menghambat lawan untuk mencapai prestasi dan tujuannya.
b.) Penarikan, ketidak pedulian: Pihak yang terlibat konflik khawatir akan kehilangan
motivasi untuk bekerja sebagaimana mestinya karena harus terbuka secara emotional.
c.) Permusuhan, mudah tersinggung, agresi: Kemarahan yang yang sengaja ditahan terus menerus lalu tiba-tiba meledak
d.) Keras kepala, tidak masuk akal: Empati mengurangi kemampuan untuk melihat masalah dan persepsi dari sudut pandang orang lain. Kepentingan pribadi diletakan diatas kepentingan perusahaan.
e.) Formalitas, tindak penyesuaian yang berlebihan: Dalam situasi konflik, karyawan menunjukan formalitas dan kesesuaian yang berlebihan dengan atasan mereka
f.) Gejala fisik, penyakit: Kondlik sering dikaitkan dengan reaksi fisik. Yang paling sering terjadi adalah sakit kepala, gangguan perut dan insomnia. Hal ini mengakibatkan angka ketidakhadiran menjadi tinggi dan pergantian staff.
C.) Empat elemen konflik:
Menurut Stephan Proksch, tersapat 4 elemen konflik yakni sebagai berikut:
a.) Menempatkan tujuan dalam situasi konflik: Sebelum seseorang bertindak untuk menangani konflik tersebut, orang tersebut harus merefleksikan tujuan apa yang ia harapkan dari keterlibatannya dalam konflik, apa yang harus berubah setelah konflik diselesaikan dan apa yang harus dihindari serta peran yang ia jalankan dalam keterlibatannya di konflik tersebut selain itu juga harus dapat menganalisis sebenarnya pihak lawan sedang mencari atau mencapai tujuan apa dan menghindar dari apa.
b.) Tipe konflik yang terjadi: Sangat penting untuk dapat mengenali jenis konflik yang ada, karena dapat mengurangi resiko menangani masalah dengan pendekatan yang salah. Setiap konflik yang berbeda membutuhkan cara yang berbeda juga untuk diselesaikan.
c.) Orang yang terlibat dalam konflik: Analisislah siapa saja yang terlibat dalam konflik, apakah konflik tersebut terjadi antar individu atau antar kelompok. Apakah orang-orang yang terlibat dalam konflik ini adalah perwakilan dari sesuatu misalnya perusahaan, atau kelompok atau justru atas nama mereka sendiri. Pertanyaan-pertanyaan ini sangat penting, karena konflik hanya dapat diselesaikan jika berpartisipasi dalam proses penyelesaian. Jika orang penting tidak hadir atau pihak-pihak yang tidak terpengaruh terlibat, kemudian konflik berlanjut dan bahkan mungkin tumbuh.
d.) Progres dari konflik dan ekskalasinya: Pertimbangkan sejauh mana konflik sudah terjadi, dan poin apa yang paling menonjol dalam konflik tersebut. Penilaian ini juga membantu untuk mengethui jenis konflik dan pendekatan apa yang cocok untuk mengatasinya.
D.) Dampak Positif Terjadinya Konflik
+ Meningkatkan ketertiban dan kedisiplinan
+ Meningkatkan hubungan kerjasama yang produktif
+ Meningkatkan motivasi kerka
E.) Dampak Negatif terjadinya Konflik
- Meningkatkan jumlah ketidakhadiran karyawan
- Meningkatkan kecenderungan karyawan keluar masuk
- Karyawan bisa mengeluh dan sulit konsentrasi
Nah sekarang kita akan masuk ke bagian yang kedua mengenai manajemen konflik, begini ya temen-temen penjelasannya.
A.) Manajemen Konflik: Langkah yang diambil oleh pihak ketiga dengan tujuan untuk mengarahkan konflik ke hasil tertentu yang mungkin atau tidak menghasilkan hasil akhir berupa penyelesaian konflik atau mungkin atau tidak menghasilkan ketenangan atau hasil mufakat
B.) Tipe Manajemen Konflik
a.) Accomodating: Usaha yang dilakukan dengan cara mengumpulkan berbagai pihak yang terlibat konflik. Nantinya akan digunakan untuk musyawarah atau menyelesaikan konflik tersebut. Namun tetap mementingkan kepentingan dari salah satu pihak. Hal ini bisa merugikan salah satu
b.) Avoiding: Upaya untuk menghindari suatu konflik agar tidak terlibat di dalamnya
c.) Compromising: Cara ini dilakukan dengan cari mendegarkan pendapat dari semua pihak dan memutuskan jalan keluar dengan tetap mementingkan kepentingan bersama menjadi cara yanga dil bagi semua pihak. Ada 4 bentuk kompromi yaitu separasi, atrasi, menyogok, dan mengambil keputusan secara kebetulan.
-Separasi artinya pihak yang terlibat konflik dipisahkan untuk menyelesaikan konflik yang ada.
-Atrasi artinya pihak yang berkonflik setuju dengan keputusan yang diambil pihak ketiga atau penengah.
-Mengambil keputusan berdasarkan faktor kebetulan, dengan cara ini bisa dilakukan dengan hal-hal yang sederhana tapi tetap berpegang pada aturan yang berlaku.
Menyogok merupakan memberikan imbalan untuk pihak yang mengambil keputusan dengan tujuan pihaknya dapat dimenangkan dalam konflik tersebut. Hal ini mungkin curang, tetapi bergantung pihak masing-masing yang menyelesaikannya.
d.) Colaborating: merupakan cara menyelesaikan konflik dengan bekerja sama yang hasilnya memuaskan semua pihak. Semua pihak akan bekerja sama untuk menyelesaikan masalah dengan tetap memerhatikan kepentingan bersama.
e.) Competing: adalah cara yang digunakan dengan mengarahkan pihak yang terlibat konflik bersaing dan memenangkan kepentingan masing-masing pihak. Cara ini pastinya tidak akan memberikan solusi bagi kedua belah pihak dan yang pasti ada kalah ada yang menang.
f.) Conglomeration: merupakan kombinasi atau campuran menyelesaikan konflik dengan cara menggabungkan lima tipe di atas. Tentunya cara ini akan lebih memakan banyak waktu dan tenaga.
C.) Tujuan adanya manajemen konflik
Secara garis besar manajemen konflik bertujuan untuk mencegah anggota dari gangguan sehingga aggota dapat lebih fokus kepada visi misi dan tujuan dari kelompok dan membangun serta mempertahankan kerjasama kooperatif antar anggota kelompok.
D.) 5 Langkah Manajemen Konflik
a.) Pengenalan
Tahap pertama adalah dengan mengenali permasalahan yang terjadi, siapa saja yang terlibat konflik, dan bagaimana keadaan di sekitar selama terjadinya konflik. Informasi ini digunakan sebagai informasi awal yang penting dalam manajemen konflik.
b.) Diagnosis
Tahap kedua adalah menganalisis penyebab konflik. Untuk mengimplementasikannya dibutuhkan metode yang benar dan telah teruji, serta berfokus pada masalah utama dalam konflik yang terjadi.
c.) Menyepakati Solusi
Setelah mendiagnosis masalah, selanjutnya organisasi bisa merumuskan solusi apa yang paling tepat untuk menyelesaikan konflik yang terjadi. Solusi yang ditentukan harus dikompromikan bersama dengan pihak yang berkonflik dibantu pihak penengah. Selanjutnya, maka semua pihak melakukan kesepakatan bersama.
d.) Pelaksanaan
Setelah menyepakati solusi, tahap keempat adalah proses pelaksanaan kesepakatan yang telah dibuat. Semua pihak yang terlibat dalam konflik harus menerima dan melaksanakan kesepakatan tersebut dengan sebaik-baiknya. Menjadi poin penting bahwa kesepakatan yang telah dibuat tidak berpotensi menimbulkan konflik yang lain.
e.) Evaluasi: Tahap kelima adalah mengevaluasi dan menilai apakah pelaksanaan kesepakatan tersebut berjalan dengan baik. Dengan melakukan evaluasi maka organisasi dapat melakukan pendekatan alternatif untuk konflik lain yang berpotensi terulang.
E. Alasan mengapa perusahaan memerlukan manajemen konflik
a.) Perusahaan juga memerlukan masukan untuk dapat melakukan evaluasi terhadap sistem yang sudah berjalan. Apakah ada yang perlu dilakukan penyesuaian seiring dengan perubahan waktu dan kondisi atau pengilangan suatu sistem.
b.) Dengan adanya manajemen konflik, perusahaan dapat mengetahui peningkatan keaktifan karyawan sekaligus mengembangkan karyawan
c.) Manajemen konflik membantu perusahaan untuk melihat apakah karyawan memiliki kemampuan untuk mengelola konflik dan mencari jalan keluar
Referensi
- Conflict Management, Stephan Proksch
-Manajemene Konflik, Rusdiana
-sleekr.co
-accurate.id
Demikian penjelasan aku soal Mind Map Konflik dan Manajemen Konflik ini, semoga bermanfaat dan sampai ketemu lagi di postingan yang selanjutnya.
Komentar
Posting Komentar