Langsung ke konten utama

Unggulan

Episode : Entah Berapa — Skripsiku sayang, Skripsiku malang

 Shout out to no one who's waiting on my next post Hehe. Kembali lagi bersama dengan Anggia disini since this blog belongs to me. Only. Di postingan yang pertama di tahun 2022 ini i just want to inform you guys, proudly that aku lulus! Im gonna be really honest that my thesis is so far from smooth but THANK GOD, i can go through it. Keinget banget pertama kali seminar proposal gue cuma bisa cengo saat ketua penguji dan penguji I "menawarkan" gue judul baru, sambil bertanya kenapa latar belakang gue per paragrafnya kaya ga berkesinambungan. I wish i could give any defense to the judges but hm... Im failed :(. Setelah mengalami mental breakdown ngerjain revisian skripsi dengan judul dan topik baru and almost lost my courage karena cuma dikasih waktu seminggu, finally i made it dan lembar revisi gue di ttd semua dosen yang terlibat dalam penelitian. Did it stop there? No—Duh. Pas sidang juga gw ga seberuntung teman yang lain karena waktu gue kepotong banyak akibat mahasiswa

2nd Episode: Ga Kumpulkan Tugas Memicu Konflik?

Hai, kembali lagi dengan postingan aku di segmen "Manajemen Konflik dan Stress." Seperti biasa di segmen ini aku bakal cerita soal pengalaman atau ilmu yang aku dapet di kelas Manajemen Konflik dan Stress bersama Ibu Alnisa. Di tatap muka ketiga, Ibu Alnisa kembali memaparkan materi perkuliahan, setelah di perkuliahan kedua dilakukan oleh dosen kelas besar. 

Di pertemuan ketiga ini Bu Alnisa menjelaskan tentang konflik dan ternyata konflik yang terjadi dan terus berkumpulan terhadap diri seseorang dapat menciptakan stress yang dapat menimbulkan penyakit fisik. Konflik bisa timbul sebagai akibat dari situasi abnormal, saling cekcok atau selisih paham yang bisa menciptakan perbedaan.

Bu Alnisa juga membahas mengenai tugas di 2 pertemuan sebelumnya yang sempat beliau berikan yakni tugas mind maping, yang ternyata setelah di cek di e-learning yang mengumpulkan cuma 3 orang. "Apa saya salah menyampaikan atau salah ngomong?" begitu kata Ibunya. Ibunya juga bilang kalau misalnya ada kendala harusnya segera disampaikan dan jangan diam saja karena itu sebenarnya dapat menciptakan konflik.

Lanjut ke materi, konflik juga merupakan bagian dari perilaku organisasi dan ada 3 pandangan mengenai konflik yakni: 

-Tradisional: Pandangan tradisional beranggapan bahwa konflik itu buruk dan harus dihindari. Disebut juga violence, distraction dan irrationality yang dapat menimbulkan polarisasi. Pada pandangan tradisional, konflik yang terjadi dianggap sebagai kegagalan manajernya dalam mengelola kelompok dan menghindar dari situasi tersebut. 

-Hubungan manusia: Sesuatu yang tidak dapat dihindari sehingga kehadiran konflik harus diterima dan dipersepsikan secara positif. Pandangan wajar konflik terjadi dalam organisasi.

-Intraksionis: Setiap organisasi harus memunculkan konflik, organisasi yang stagnan yang belum menghasilkan kreatifitas/produktifitas, biasanya manajernya memunculkan konflik yang diminimalkan, guna memunculkan situasi yang koperatif, damai , dan tenang.




Komentar